Kemerdekaan semrawut. Ini khas Indonesia. Berjualan dimana saja selagi ada tempat. Bahaya? Nomor tujuh!! Gak ada aturan kok. Selama pemerintah membiarkan dan tidak menyediakan sarananya berarti boleh, ya gak? gitu aja repot.
Nekad. Naik public transport gimana aja caranya, selama polisi hanya menonton, tidak menegur dan tidak menilangnya. Yang penting sampe. Celaka? Emangnya gue pikirin.
Kitab suci yang menyedihkan. Al-Qur’an adalah kitab suci yang paling populer dan paling banyak dibaca setiap hari oleh miliaran Muslim di seluruh dunia. Ia adalah firman-firman Tuhan yang agung dan suci. Al-Qyr’an telah merubah dunia. Tapi, pesantren-pesantren tradisional dan masjid-masjid di kampung-kampung Indonesia memperlakukannya seperti ini. Masya Allah. Jadilah ini khas Indonesia. Tapi walaupun butut begini, jejak ini adalah kenangan manis santri-santri yang kini sukses jadi orang. Jejak ini juga telah melahirkan banyak ulama besar Indonesia.
Menjemur yang berdaya cipta. Hanya orang Indonesia yang kreatifnya sampe begini ini. Kepikiriin…. aja. Sayang buahnya masih mentah. Coba sudah mateng apalagi masak. Agak kuning langsat gitu, pasti buah ini merangsang.
Dunia truk yang khas. Naah … ini dia khas Indonesia yang lain. Tulisan-tulisan di truk sangat nikmat dicerna sebagai obat stress. Lihat saja contohnya di atas: “”Jail ih” (seorang anak menyingkapkan rok tante2 seksi). “Tak ada waktu untuk mama!”, “Pemburu Janda!” “Begini nasibku.” Yang lucu yang lain yang pernah saya baca misalnya: “Pulang malu tak pulang rindu,”“Antar istri, jemput pacar,” “Istighfar euy!” (nyindir pasangan yang sedang dilanda syahwat dalam mobil yang ada dibelakang truknya),” “Dirarang meroko sebelum ngopi!” Hahaha …. Dunia truk sngat menarik dan supir2 truk itu ternyata kreatif-kreatif juga. Kalimat-kalimat dan lukisan dalam truk adalah gambaran kehidupan para supir truk yang khas dalam dunianya ….
Pesta rakyat Agustusan. Walaupun banyak yang mengkritik, peringatan kemerdekaan bangsa kok acaranya hanya gini-gini aja, kurang bermakna. Biarin aja! Jaman kolonial kita gak bisa beginian. Gawat, bisa di dor sama kumpeni!! Mau?? Jangan sentimenlah, yang penting rakyat senang. Kapan pemerintah dan pejabat kita akan menyenangkan rakyat?? Kapan? Ayo jawab?? Gak bisa jawab kan?? Ya iyya laah….. wong mereka cuma mikirin perutnya sendiri.
Duduki dan turunkan!! Inilah satu-satunya cara kami menghentikan orang yang keasyikan berkuasa, lupa untuk giliran. Syusyah sih, sudah duduk lupa berdiri. Emang di negeri Indonesia yang besar ini hanya satu orang saja yang bisa jadi presiden? Enak aja. Gantian doong …!!!Syukurlah, sekarang sudah jamannya demokrasi.
Ratu Nyi Roro Kidul. Yang khas juga dari Indonesia adalah legenda. Kepercayaan pada legenda itu kuat dan dimana-mana sebagai peninggalan Hindu. Orang sudah pergi ke bulan, matahari dan planet plotu, kita masih ngurus legenda. Diperlihara lagi, seperti kamar khusus Ratu Nyi Roro Kidul di Samudra Beach Hotel No 13 ini, di Palabuhan Ratu Sukabumi. Dalam foto, suaminya, pemilik blog ini, nampak sedang salaman dengan istrinya Nyai Sang Ratu yang sedang berbaring tidak kelihatan. Uing tea…!!
Tamu sangat pasti. Inilah tamu setia dan sangat pasti yang khas datang ke Indonesia setiap musim hujan. Gak khas gimana, musim kering air surut, musim hujan pasti…pasti… dan pasti banjir. Gituuuu…. aja terus sepanjang tahun!! Akibat pembangunan yang tidak terencana, semrawut dan tidak dikendalikan, begitulah hasilnya. Di negara lain, ada juga dong banjir, tapi umumnya tidak terduga, misalnya karena badai topan dsb. Tapi indahnya Indonesia, banjir itu rutin alias selalu always. Tidak oleh badai, tapi oleh kekhasan Indonesia saja. Kalau musim hujan datang, haqqul yakin, pasti banyak banjir dimana-mana. Jangan tanya pemerintahlah, kesalahkaprahan pembangunan pemukiman sudah sangat parah. Coba gimana kita tidak bangga? Hidup Indonesia!!
Pulang… pulang … pulang… !! Ini yang indahnya tiada duanya di muka bumi, yang paling ditunggu-tunggu keluarga Indonesia. Setelah lebaran lalu mudik. Aaakh asyiknya kumpul bersama keluarga… Mudik tidak ada di negara lain. Apapun dikorbankan demi mudik, walaupun datang ke kampung tinggal nama alias tewas di perjalanan. Biarin, yang penting mudik!! Dan lucunya, banyak yang mudik, tapi jarang puasa Jadi, apa artinya ya??
Macet Parah Bin Rutin. Ini yang membuat jutaan masyarakat Indonesia stress. Hiiyyy…… maceet, menyebalkan dan sangat menyiksa. Menurut para psikolog, banyak masyarakat kota Indonesia “sakit jiwa” tanpa disadarinya karena seringnya disergap oleh kemacetan yang parah ini. Macet ada di negara lain, tapi di Indonesia sangat parah dengan kesadaran masyarakat yang rendah di jalan raya, tidak teratur, ingin menang sendiri, saling serempet, saling potong, saling jegal, berhenti seenaknya, belok seenaknya. Pokoknya biadab lah. Makanya, hidup tuh sebenarnya enak dikampung: damai, tenang, segar, udara bersih. Asal sabar jangan ingin kaya. Tapi yaa, ingin kayak yang belum tentu membuat hidup bahagia inilah yang didambakan oleh kebanyakan masyarakat kita. Masyarakat kita lebih mementingkan gengsi sih… Punya mobil kan gengsi dan disebut “sukses”, biarin ngutang juga, biarin tiap hari macet parah juga, stress juga, yang penting kata orang hebat, sukses dan kaya. Syusyah ….
Anak jalanan. Ini juga khas Indonesia, setidaknya saya tidak pernah menemukan atau nonton di TV luar negeri, anak-anak dibawah umur mengemis di setiap stopan jalan. Keluarga miskin yang tidak diurus oleh negara sebagaimana diamanatkan UUD 1945, memanfaatkan anak-anaknya mengemis. Dinas sosial tidak kelihatan geraknya. Anjal stopan nampaknya adalah khas Indonesia. Kesulitan bertahan hidup membuat mereka kemana saja bergerak untuk bisa makan dan banyak dari mereka yang menjadikannya profesi.
Makan dengan kerupuk. Pernahkah Anda melihat orang di luar negeri makan always with kerupuk? Kayaknya tidak ada. Tradisi makan yang dihiasi suara “krauuk … krauuk…” ini benar-benar khas Indonesia. Diluar negeri ada kerupuk, tapi bukan kerupuk seperti ini yang terbuat dari tepung (aci) gini. Mereka mengenal juga crakers yang sangat berbeda dengan kerupuk Indonesia. Dan crackers mereka itu bukan temannya makan berat tapi sebagai snake atau cemilan. Jadi, makan “krauuk… krauuk” begini benar-benar khas Indonesia yang tidak ada dimana pun di pelosok muka bumi ini. Makan dengan kerupuk konon adalah tradisi wajib orang Jawa. Banyak orang Jawa tidak bisa makan tanpa adanya suara simfoni indah “krauk … krauuk” dari makhluk yang satu ini. Yu ah kita rame-rame bikin paduan suara orkestra nasional:“krauuk…krauuk… krauuk!!”
Dapur yang “full memories.” Anda sudah kaya? Jangan melupakan warisan nenek moyang kita ini dong. Inilah kompor khas dan tertua di Indonesia. Di Sunda namanya hawu. Ada gak ya di negara lain? Mungkin ada tapi bentuk dan modelnya beda. Bagi saya, ini benar-benar khas Indonesia. Melihat kompor alami ini mengingatkan kita ke kampung halaman kita di desa, ke rumah kakek nenek dahulu, ke rumah-rumah orang pedesaan yang nyaman dan tentram. Rumahnya panggung dan kompornya tungku kayu bakar kayak gini. Bayangin aja, udara lagi dingin-dinginnya, kita duduk di depannya yang anget di atas tiker bambu, sambil menunggububuy sampeu (singkong bakar) disitu, nyedot kopi panas yang kentel, rokoknya jarum coklat sambil menikmati dendang lagu-lagu dangdutnya Rhoma Irama dari radio transistor dua band… Aakh indahnya … Orang kota sekarang pada nyari situasi-situasi alami yang ginian. Makanya, rumah makan di mana-mana, kembali ke desain alami, yg dekat dengan alam seperti kita saksikan di banyak tempat, terutama di Jawa Barat.
Transportasi dunia keempat. Angkot benar-benar makhluk khas Indonesia. Ciri-cirinya adalah: (1) Berhenti dan belok semau gue, alias dimana aja, termasuk di bawah plang “Dilarang Parkir,” (2) orang-orang merokok bebas didalamnya yang sempit itu, (4) dan yang terbaru, pengamen. Karena lahan ngamen sudah semakin sempit, angkot pun akhirnya dipake ngamen juga. Kebanyakan asal genjreng, lagu kemana musik kemana, dan seperti foto diatas nyanyinya keluar lagi, jadi bukan untuk diperdengarkan kepada hadirin penumpang mercedes rakyat itu.
The Kuw Muh Elite Village. Ini khas pemukiman elit Indonesia yang disebut kawasan “The Kuw Muh Elite Village.” Tidak elit gimana, adanya di posat kota metropolitan Jakarta. Disamping komplek elit ini adalah gedung-gedung menjulang tinggi, kapitalisme mengangkang penuh keangkuhan, hutan beton yang keras dan individualisme yang takabur. Sekelompok manusia yang nekat hidup di tengah keangkuhan itu akhirnya harus hidup dimana saja yang penting bisa tidur … Jakarta dan kota-kota besar Indonesia lainnya menghadapi problem rumit soal urbanisasi yang tidak diatur ini …
Kuda besi yang liar. Ini yang khas dari kuda Indonesia yang sekarang gak mau makan rumput lagi karena sudah berganti dengan premium. Spesies ini, dari Medan hingga Jayapura, memiliki ciri-ciri yang sama: bergimung seperti lalat, melabrak lampu merah, majunya nyerempet-nyerempet, kalau lagi macet trotoar jadi alternatif, pejalan kaki diserempet, di stopan menuhinzebra cross , dan melaju melawan arah. Karena produksinya tidak diatur, jalur khusus tidak dibuatkan, penegakkan hukum hanya soal tilang lalu polisi dapet duit, pengaturan sepeda motor akhirnya menjadi sangat susah dan rumit untuk rapih dan tertib. Hidup di Indonesia benar-benar merdeka. Hidup Indonesia ….!!
Bawaan tanpa perhitungan. Hanya di Indonesia, ada sepeda motor, becak atau orang jualan yang barangnya “menjulang tinggi ke angkasa” hingga menutupi pengendaranya. Atau, bawaannya tidak seimbang dengan pengendara dan Polisi tidak menegurnya atau menilangnya. Tidak ada keketatan di jalan raya di Indonesia demi keselamatan penumpang. Pedagang juga sama. Seperti foto diatas, barang-barang setoko dimasukin semuanya ke roda dagangannya. Ada gak ya di Amerika atau Jepang pemandangan unik begini??
Berdesakan. Di Indonesia, budaya antri adalah sangat mahal, karena mahal dan jarang ditemukan ketertiban berantri, jadinya ya khas Indonesia. Antri baru hanya ada di lembaga-lembaga modern seperti bank, kantor-kantor pemerintah dan swasta, kampus dll. Tapi berapa persen itu? Itu hanya pemandangan kecil di wilayah perkotaan, sedangkan kota-kota hanyalah titik-titik di negara besar Indonesia. Umumnya, di masyarakat terutama di pedesaan dan wilayah rurban (desa-kota) masih susah dengan budaya antri. Dan ada yang menarik, kalau pun masyarakat kita antri, biasanya badannya sampai bersentuhan bahkan merapat, sesuatu yang tidak ada di negara maju. Apalagi bila sudah ngantri kebutuhan pokok. Kesadaran rendah, penduduk yg terlalu banyak dan lahan yang sempit semua menyatu menjadi “adonan kekesalan” yang susah untuk di atasi. Kalau Anda, tidak merasakan ini khas Indonesia, coba sekali2, jangan diam di kantor mewah dan modern saja, di tempat-tempat yang nyaman saja, sekali2 ke daerah, ke terminal, ke tempat2 berjubel menyatu dengan masyrakat kecil agar merasakan aslinya Indonesia.
Juara korupsi. Ini yang menjadi kebanggaan Indonesia berpuluh-puluh tahun, sejak Orde Baru hingga kini Orde Reformasi. Korupsi belum berubah dan masih susah diberantas. Coba, kabupaten, propinsi dan lembaga mana yang benar-benar bersih korupsi di Indonesia? Tidak ada, yang ada adalah belum terungkap. Berkali-kali Indonesia menempati ranking pertama alias “the best” diantara negara paling korup di dunia. Kalau tidak ke-1, ya ke-2 atau ke-3. Budaya korup di kita merata dari supir angkot, pedagang kecil, pedagang di pasar hingga para pejabat tinggi, anggota DPR/MPR, bahkan lembaga peradilan tinggi yang seharusnya mengadili para koruptor. Benar-benar parah dan menyedihkan. Tapi itulah Indonesia yang kita cintai. Tentu saja kita muak. Tapi hanya muak, salah. Yang benar adalah mulai dari diri sendiri untuk tidak melakukan korupsi dari yang kecil-kecil seperti menipu, berbohong, curang, rakus dsb. Inilah akar-akar perilaku korupsi. Dan marilah kita dukung KPK sekuat-kuatnya.
Budaya latah. Inilah budaya khas Indonesia “modern” yang paling kampungan, memuakkan dan menyebalkan: BUDAYA LATAH!!!!! Ada American Idol, ikuuutt… Indonesian Dodol!! Mbok ya bikin yang idenya asli Indonesia, apa gak bisa? Katanya banyak yg pinter-pinter. Acara latah begini banyak sekali di TV kita, yang tidak berangkat dari budaya dan tradisi Indonesia. Para pemilik dan pengelola televisi, adalah yang paling parah dan kampungan dalam soal mengembangkan budaya dan mental latah ini. Mental para pengelola televisi, para pengelola acara entertainment benar-benar udik!! Miskin pendirian, miskin ide, miskin mikir, miskin kreatifitas. Penyakit parah ini menganggap ‘keren’ dan ‘modern’ apa saja yang datang dari Barat. Ini mental rendah diri yang parah, mental inlander. Padahal, banyak sekali acara yang tidak cocok untuk masyarakat kita yang relijius dan kaya raya dengan ragam budaya ini. Para pengelola televisi yang pinter-pinter dan sukses di kota-kota itu sangat bodoh bahwa kita memiliki ratusan etnis, ratusan bentuk budaya dan tradisi, puluhan bahasa daerah dan dialeknya. Mana acara-acara TV yang mengangkat kekayaan tradisi bangsa itu? Mana acara-acara yang mendorong cinta tanah air dan nasionalisme? Tidak ada!! Generasi muda kita terus dicekoki oleh yg hingar bingar, yang hiruk pikuk, yang sekuler, yang datang dari luar. Akhirnya, artisme dan selebritisme menjadi pujaan, menjadi ideologi dan orientasi hidup anak-anak remaja. Kalau tidak kenal artis, kuno. Kalau tidak punya artis pujaan, kampungan. “Cita-cita luhur” banyak remaja sekarang adalah jadi artis sinetron. selebriti, model, jadi anak band. Cita-cita sampah!! “Aktifitas termulia” banyak remaja sekarang adalah shooting, audisi, nyanyi, kejar tayang, Icih Fansclub, Ijah fansclub. Yang begituan aja!! Idola para remaja bukan lagi para pahlawan bangsa atau mereka yang berprestasi seperti juara olimpiade matematika/fisika atau juara olah raga, tapi INUL, Ayu dan Sarah Azhari, BCL, Julia Perez, Dewi Persik yang semua kelakuannya tidak bermoral.
Sumber : http://www.jelajahunik.us/
4 komentar:
astaga... aku ngakak mbacanya nih
ini beneran kak cuma di indonesia? Ya ampun!!!
patut di acungi jempol
Asli hanya di Indonesia-_-
Posting Komentar
---PERHATIAN---
Apabila Anda merasa artikel ini bermanfaat, boleh di share dimana saja. Tetapi mohon untuk menyertakan link sumbernya. Trimakasih :)